Sekolah Daffa sekolah kami adalah catatan harian dari kegiatan proses belajar dan mengajar di rumah keluarga kami.
Keluarga yang terdiri dari Papa,Mama,Kakak Daffa dan Adik Menara.
Memulai home education kami,kami selalu "diserang" kalimat-kalimat yang dianggap lazim tapi bagi saya dan Daffa malah jadi peluru yang melukai kami.
"Terus bagaimana kamu memulainya,wong kamu bukan guru".(Bukan tanya tapi malah menghakimi saya yang bukan guru)
"Lalu pelajarannya bagaimana".(Bukan bertanya tapi meledek,bukankah saya tidak buta huruf,ribuan lesson plan tersebar di net bahkan banyak yang gratis)
"Lalu bagaimana dengan ijazahnya?".(Menjalani proses belajar mengajarnya belum selesai semua koq,malah sudah ditanya tentang ijazah,tidak berusaha "membaca" sih)
"Lalu apa kamu mampu?mahal lho homeschooling itu".(kenapa tidak belajar otodidak saja sih koq malah menakuti aku dengan materi!)
"Bagaimana sosialisasi-nya,kasihan Daffa lho!".(Sosialisasi tidak hanya didapat di sekolah formal.Daffa tetap pergi mengaji di Masjid dekat rumah kami,dia juga punya jadwal tetap bermain bersama teman-teman sebayanya)
Peluru-peluru itu berupa pertanyaan yang pura-pura karena aslinya itu pernyataan yang mengecilkan nyali saya sebagai Ibu dari Daffa.
Tapi semua kami lalui dengan mudah karena kami kadang menjawabnya dengan santai.
Kalau yang tanya kerabat,ya saya jelaskan sambil menunjukkan lesson plan ala saya tapi kalau yang tanya orang skeptis ya saya jawab dengan senyum,pokoknya senyum paling manis.
Jadi...kami memang berbeda dengan memilih belajar serta mengajar di rumah.
Berbeda bukan berarti salah kan?
Smpai bertemu di "kelas" berikutnya ya.
Terima kasih datang di "kelas" penyambutan kami.
No comments:
Post a Comment