Sunday, May 23, 2010

Catatan Daffa "The Human Body"

Kami dapat dari www.teach-nology.com
salah satu sumber materi pelajaran yang luas...link ini kami sukai karena kami bisa belajar bersama.
Bukan hanya Daffa yang belajar tapi saya juga  ^_^ 

Berikut...

20 Little Known Facts About The Human Body
1.A human being loses an average of 40 to 100 strands of hair.

2.A cough releases an explosive charge of air that moves at speeds up to 60
mph
3.Every time you lick a stamp,you're consuming 1/10 of a calorie.

4.A fetus acquires fingerprints at the age of three months

5.A sneeze can exceed the speed of 100 mph

6.Every person has a unique tongue print.

7.According to German researchers,the risk of heart attack is higher on Monday than any other day of week.

8.After spending hours working at a computer display,look at the blank piece of white paper.It will probably appear pink.

9.An average human drinks about 16,000 gallons of water in a lifetime.

10.A fingernail or toenail takes about 6 months to grow from base to tip

11.An average human scalp has 100,000 hairs.

12.It takes 17 muscles to smile and 43 to frown.

13.Babies are born with 300 bones,but by adulthood we have only 206 in our bodies.

14.Beards are the fastest growing hairs on the human body.If the average man never trimmed his beard,it would grow to nearly 30 feet long in his lifetime.

15.By age sixty,most people have lost half of their taste buds.By the time you turn 70,your heart will have beat some two-and-a-half billions timess(figuring on an average of 70 beats per minute)

16.Each square inch of human skin consists of twenty feet of blood vessels.

17.Every human spent about half an hour as a single cell.

18.Every person has a unique tongue print.Every square inch of the human body has an average of the 32 million bacteria on it.

19.Fingernails grow faster than toenails.

20.Humans shed about 600,000 particles of skin every hour-about 1.5 ponds a year.By 70 years of age,an average person will have losts 105 pounds of skin.

*submitted By: The Mad Scientist.


Dari catatan di atas kami berdua belajar...dan karena kami orang indonesia asli maka jadi belajar English secara langsung.
Daffa belajar menulis dengan saya dikte lalu kami memeriksa spelling kami dan pronoun kami secara bersama...

-duhita hartono- 


 

Wednesday, May 19, 2010

Menulis kalimat positif sebagai afirmasi diri

Kami belajar seperti kelas satu SD begitu kata tetanggaku ketika melihat Daffa selalu menulis kalimat yang saya buatkan.
Saya tersenyum mendengarnya...lebih baik merasa kecil angka kelasnya tapi pengetahuan yang didapat sudah banyak.
Menuliskan kata-kata sederhana tapi bermakna menjadi menu wajib kelas di kelas saya dan Daffa,bukan hanya Daffa yang sibuk menulis...saya juga menulis.
Anak-anak suka dan menjadi bersemangat belajar kalau kita juga belajar bersama dengan dia bukan sekedar "menungguinya".
Berikut kalimat-kalimat sederhana saya untuk kelas menulis kami (yang konon katanya seperti kelas 1 SD):
1.Belajar itu tidak boleh berhenti
2.Bisa karena biasa
3.Membacalah supaya kau mengerti
4.Aku cinta belajar. *catatan:kalimat ini Daffa yang membuatnya sendiri.
Kalimat-kalimat tersebut ditulis di buku tulis secara berurutan,satu kalimat ditulis berulang sampai satu lembar.
Biarlah kelas kami seperti anak kelas satu SD...karena belajar itu akan tumbuh dalam jiwa kalau kita merasa belum tinggi ilmu yang didapat...belum banyak ilmu yang diserap.
Dan kalimat-kalimat positif lainnya selalu berganti dan tertulis di buku tulis Daffa dan tertanam di pikirannya.
Sepertinya hal yang remeh tapi penting untuk berlaku di kelas kami....
-duhita hartono- 

Sunday, May 16, 2010

Cinta Indonesia

Begitu banyak berita di TV yang membuat Daffa ngeri,kenapa di Indonesia banyak kekerasan,begitu tanyanya.Sejak dia bertanya seperti itu saya jadi sangat membatasi totonan televisi untuknya.Jadwal film kartun yang saya perbolehkan selain jam itu...kami asyik bermain dan belajar.
Tidak selamanya televisi yang isinya informasi dan sok pendidikan aman buat anak-anak.Beberapa waktu yang lalu ketika peristiwa Tanjung Priuk,tayangan berita berubah menjadi horor...siaran langsung itu berubah jadi siaran pembantaian yang ditayangkan langsung.Saya yang sudah berumur saja merasa terkuras jiwa saya ketika melihat tayangan tersebut...menangis,kenapa kekerasan begini sampai terjadi.Saya melihat tayangan itu memang sendirian, tanpa Daffa tetapi...anak-anak yang terlibat di kejadian tersebut seolah menjelma jadi Daffa...menangis histeris,agresif memukul petugas yang tak berdaya.Anak-anak terlibat :(

Salah satu mata pelajaran kami adalah Cinta Indonesia.
Di mata pelajaran ini saya tidak hanya menceritakan keindahan Indonesia serta kekayaan yang dimiliki alam Indonesia.Saya juga harus jujur tanpa ada rasa sinis dan skeptis.
Inilah Indonesia...anakku.
Daffa bisa "menjelajah pariwisata" Indonesia yang menawan.
Daffa juga harus melihat Indonesia dari sisi lain...tentang anak-anak di pedalaman dan kehidupannya.
Beberapa hari yang lalu kami asyik membaca Totto-chan's Children yang ditulis oleh Tetsuko-San.
Dari membaca buku itu...Daffa jadi bertambah cintanya pada Indonesia,dia bersyukur Indonesia cukup damai dan cukup potensial untuk maju asal pendidikan merata.
Indonesia begitu indah...tidak ada alasan untuk tidak mencintainya. 

Saturday, May 15, 2010

Belajar bisa kapan pun,bisa dimanapun.

Hari ini Mas Daffa mencoba membuat ayam goreng tepung.

Berikut resepnya:

2 potong ayam negeri,cuci bersih,lumuri jeruk diamkan sebentar lalu cuci dan tiriskan
6 sdm tepung terigu
3 sdm tepung kanji
garam + gula haluskan (sbg penyedap)
1/2 sdt merica 
1 gelas es batu (tumbuk kasar)
1 gelas minyak goreng

Ayam yg sudah dicuci dimasukkan pd wadah yang sudah ada es batunya...lalu gulirkan di adonan tepung yg sudah dicampur,masukkan kembali pd es batu lalu gulirkan kembali ke adonan tepung.
Goreng di minyak panas & api kecil. 

Enaknya mencoba masak sendiri....
Belajar pun bisa di dapur...belajar bisa tentang apapun termasuk memasak. 

Monday, May 10, 2010

Memaksimalkan yang ada

Alat-alat "kelas" kami masih sangat terbatas tapi jika mau "membelalakan" mata ternyata sudah cukup.
Globe plastik merk kenko,cukup untuk menjelajah dunia hehehe dengan dipandu buku ensiklopedia anak "Hasta karya anak-anak seri Tempat-tempat Terkenal".
Pensil HB Faber castle 1 pak cukup untuk satu tahun,kalau yang 2B cukup utk 8 bulan.
Buku-buku ensiklopedia itu sudah sangat cukup kalau kita mau telaten mengajarkannya (dan sambil belajar pula).
Memulai sesuatu itu memang butuh modal tapi modal utama itu adalah keberanian.
Kalau bertanya terus tapi tidak dibarengi dengan praktek dari jawaban...kapan "jadinya".
Memulailah Home education dengan tekad yang bulat dibarengi dengan mereset mind set kita...kembali ke titik nol agar kita bisa menerima apa itu inti dari Home education.
Maksimalkan dulu apa yang kita punya selanjutnya resources2 yang terhampar luas di net bisa kita sesuaikan berdasarkan kebutuhan anak kita...
duhita hartono

Saturday, May 8, 2010

Buku Indah dari Tante Maria Magdalena "Anakku Tidak (Mau) Sekolah"

Tante Maria Magdalena selalu membantu mamaku...selalu menjawab segala tanya mamaku tanpa menggurui,mengarahkan dengan lemah lembut.
Tante Maria menulis beberapa buku dan buku tulisannya yang terbaru bisa menjawab segala tanya bagaimana memulai home education dengan rinci dan bahasanya sejuk...Buku itu berjudul  "Anakku Tidak (mau) Sekolah",buku ini murni indahnya karena bukan hanya teori tapi berbagi dengan murah hati pengalaman beliau dengan Pandu (putranya tercinta).
Step-stepnya jelas sekali...membuat aku dan mama tidak bosan membacanya.
 Jika anda tertarik memulai home education bacalah buku ini...tidak ada kesan berlebihan,mengalir ringan tapi berbobot.

Meskipun ada kalkulator

Kemarin kami mereview pelajaran matematika kami,penjumlahan bersusun sampai ribuan dan pengurangan.Kesalahan berhitung yang dilakukan Daffa cuma satu sampai dua saja.
"Meskipun ada kalkulator,kita harus belajar ini supaya teliti ya Ma",katanya sambil mengerjakan worksheetnya.
Saya mengangguk.
Setelah adding + adding - ,kami beralih ke perkalian sampai perkalian ratusan dikali puluhan.
Semula saya membuat soalnya secara manual,saya membuatnya sendiri(maklum ora ono penggawean alias ibu rumah tangga murni) tetapi akhir-akhir ini Menara(Adik-nya Daffa) sudah mulai besar dan cukup menyita waktu saya. 
Worksheet matematika terhampar luas di internet dan banyak yang gratis beberapa kali saya mengambil di http://www.kidzone.ws/math/
Inti pelajaran Matematika kami hari ini,meskipun ada kalkulator kita harus bisa secara manual agar kita bisa teliti...begitu kata Daffa. 

Friday, May 7, 2010

Belajar Membaca (sebuah catatan teknis)

Daffa belajar membaca secara tidak sengaja,ketika dia umur 2 tahun dia sering duduk dipangkuan saya ketika saya membuat catatan keuangan keluarga.Agar tidak bosan dan mengganggu saya,tangan kecilnya saya tuntun  menekan tuts2 huruf di keyboard.Dia senang dan saya ajak bicara agar tenang dulu setelah mama selesai kita main roller coaster tycoon.Dia merespon ucapan saya dengan senyum dan duduk tenang di pangkuan saya.Tidak lupa saya ajarkan cara menyalakan serta mematikan komputer dengan benar.Bagaimana cara mengajarkannya?saya cuma menyalakan komputer didepannya sambil bercerita bahwa komputer yang sedang tidur harus dibangunkan dengan halus,tekan tombol paling besar di cpu sedangkan alasan mematikan komputer yaitu komputer sudah lelah dan ngantuk jadi harus dinina-bobokan dengan cari "start" lalu pilih shut down lalu tangan mungilnya memainkan mouse ke arah shut down(pilih warna yang merah/red) sekalian belajar warna.
Dari kebiasaan-kebiasaan kita yang memperlakukan piranti2 elekronik dengan halus anak-anak sudah mulai belajar membaca.Kemudian hanya iseng dan tidak saya barengi ambisi saya,saya biasakan menulis kata-kata yang dia cintai.Misalnya menulis kata Ma-ma,Pa-pa,Da-ffa.Dan ternyata dari kata-kata sederhana itu dia menghafal huruf,tidak harus urut seperti lagu alfabet yang ada.Hal-hal sederhana yang membuat anak-anak tertarik pada membaca adalah kebiasaan ibunya.Saya suka sekali membaca,mulai novel sampai buku-buku motivasi.Kalau pas baca novel,saya khususkan waktunya ketika Daffa tidur tapi kalau buku motivasi dan majalah Bocil(Sekarang Mombi) saya bacakan untuk Daffa.Begitu pula jika kami ke warung atau rumah makan,maka saya baca menu pelan-pelan untuknya.Dan Daffa sempat ada di play group My little Island,itu pun saya sering mengindahkan perintah gurunya jika memaksanya memberi pekerjaan rumah membaca dan menulis karena bagi saya dia masih belum perlu untuk bisa.Tak terasa pas usia 2 tahun 8 bulan dia tiba-tiba mengeja so-to a-yam.Ajarkan dengan tanpa tutuntan diri dan tanpa memaksa,percayalah hasilnya luar biasa.
Play group tempat Daffa dulu mengajarkan http://www.ceithremaistri.com/Aiseanna/Naionain/letterland/letterland.htm (Letter Land) dan lumayan membantu.
Tapi sekali lagi sebaiknya diajarkan dengan cinta...
Salam Membaca...dari sekolah kami yang mungil ini
-duhita hartono- 

Wednesday, May 5, 2010

Membaca Sebagai Dasar Pelajaran kami

Membaca bisa hanya diartikan kita sedang mengeja cepat kata yang tersusun menjadi kalimat.
Tapi di kelas kami membaca diartikan juga "membaca keadaan" untuk belajar menyikapinya,"membaca wajah" diartikan kami melihat dan merasakan lawan bicara kami,"membaca" adalah dasar semua pelajaran kami.
Daffa semakin menjadi hobi membaca-nya justru setelah keluar dari sekolah formal(di SD swasta cuma 3 bulan di kelas 1).
Sempat saya tanyakan kenapa justru sekarang dia suka membaca,dia cuma menjawab kalau saat ini dia bisa memilih judul buku apa saja tentang pengetahuan umum,tentang tubuh manusia,astronomy,belahan dunia lain dan sebagainya.
Sedangkan waktu sekolah formal dia merasa didikte harus membaca apa.
Bagi saya yang cuma seorang ibu rumah tangga dan bukan lulusan S1,kebebasan membaca harus di pupuk dan diawasi saja.
Membaca itu hal yang mudah kenapa mesti dibuat sok elit dan sulit serta sok ekslusif.
Membaca adalah hal penting di kelas kami...kelas tempat Daffa dan saya belajar.Kami belajar bersama...setiap waktu dan dalam suasana santai penuh cinta. 
Seperti pagi ini saya mencari Daffa karena rumah sepi, kemana anakku...ternyata Daffa mojok di kamar sambil baca "Nanny 911".
 
"Ada yang menarik?",tanyaku.Daffa tersenyum dan..."Aku harus baca ini supaya tahu rahasia-nya orang tua",jawabnya setengah berbisik."Sudah kau temukan rahasianya?",tanyaku berbisik juga...Daffa menggeleng. "Belum,jangan ganggu aku,nanti kalau sudah ketemu aku kasih tahu mama",jawabnya pelan.
 Membaca adalah kelas utama kami...Selamat memulai hari dengan selalu membaca dalam bentuk apapun agar kita tetap merawat jiwa kepedulian kita. 

"Selamat Datang di Sekolah Daffa,Sekolah kami"

Sekolah Daffa sekolah kami adalah catatan harian dari kegiatan proses belajar dan mengajar di rumah keluarga kami.
Keluarga yang terdiri dari Papa,Mama,Kakak Daffa dan Adik Menara.
Memulai home education kami,kami selalu "diserang" kalimat-kalimat yang dianggap lazim tapi bagi saya dan Daffa malah jadi peluru yang melukai kami.
"Terus bagaimana kamu memulainya,wong kamu bukan guru".(Bukan tanya tapi malah menghakimi saya yang bukan guru)
"Lalu pelajarannya bagaimana".(Bukan bertanya tapi meledek,bukankah saya tidak buta huruf,ribuan lesson plan tersebar di net bahkan banyak yang gratis)
"Lalu bagaimana dengan ijazahnya?".(Menjalani proses belajar mengajarnya belum selesai semua koq,malah sudah ditanya tentang ijazah,tidak berusaha "membaca" sih)
"Lalu apa kamu mampu?mahal lho homeschooling itu".(kenapa tidak belajar otodidak saja sih koq malah menakuti aku dengan materi!)
"Bagaimana sosialisasi-nya,kasihan Daffa lho!".(Sosialisasi tidak hanya didapat di sekolah formal.Daffa tetap pergi mengaji di Masjid dekat rumah kami,dia juga punya jadwal tetap bermain bersama teman-teman sebayanya)
Peluru-peluru itu berupa pertanyaan yang pura-pura karena aslinya itu pernyataan yang mengecilkan nyali saya sebagai Ibu dari Daffa. 
Tapi semua kami lalui dengan mudah karena kami kadang menjawabnya dengan santai.
Kalau yang tanya kerabat,ya saya jelaskan sambil menunjukkan lesson plan ala saya tapi kalau yang tanya orang skeptis ya saya jawab dengan senyum,pokoknya senyum paling manis.
Jadi...kami memang berbeda dengan memilih belajar serta mengajar di rumah.
Berbeda bukan berarti salah kan?
Smpai bertemu di "kelas" berikutnya ya.
Terima kasih datang di "kelas" penyambutan kami.

AddThis

Bookmark and Share